Selasa, 21 Agustus 2012

Benarkah Nabi pernah di Sihir??

Sebuah matan hadits yang menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW disihir, mengakibatkan banyak pertanyaan, Apakah benar Nabi Muhammad sebagai Nabi yang ma'shum bisa terkena sihir???Apakah benar Nabi yang tiap harinya penuh dengan mengerjakan  ibadah bisa terkena sihir??

untuk membahas matan hadits tersebut, penulis akan mengurai sedikit pendahuluan mengenai matan hadits yang bertentangan dengan dengan akal manusia.

Teks matan hadits bertebaran dalam kitab-kitab hadits, tidak semuanya aman dikonsumsi oleh umat Islam, banyak di antaranya yang membahayakan, apalagi jika teks matan itu terkait dengan masalah ibadah atau praktek ajaran Islam secara umum.
Apa yang dianggap datang dari Nabi Muhammad ternyata belum tentu dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Semua ini dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa validitas sebuah hadits sangat tergantung pada integritas seorang perawi.
Tepat kiranya bila dikatakan bahwa “keshahihan sanad belum tentu diikuti oleh keshahihan matan”. Apabila materi hadits bertentangan secara tegas dengan maksud al-Qur’an, di mana tidak mungkin dipahami dengan metode kompromi (jama’) dan sebagainya, maka besar kemungkinan hadits itu dho’if. Akan tetapi, tidak mudah untuk memvonis seperti itu, sebab kontroversial antara hadits dan al-Qur’an terkadang hanya berangkat dari ketidak tahuan seseorang dalam memahami maksud hadits tersebut. Sebagai contoh hadits yang akan penulis bahas dalam blog ini.
Cekidoot... :)

"Telah bercerita kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami ‘Isa dari Hisyam dari bapaknya dari ‘Aisyah Radhiallahu‘anha berkata, ”Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah disihir.”Dan berkata Al-Laits, ”Hisyam menulis surat kepadaku bahwa dia mendengarnya, dia anggap dari bapaknya dari ‘Aisyah radliallahu ‘anhuma berkata:  
”Nabi shallaallahu ‘alaihi wasallam telah disihir hingga terbayang oleh beliau seolah-olah berbuat sesuatu padahal tidak. Hingga pada suatu hari Beliau memanggil-manggil kemudian berkata:”Apakah kamu menyadari bahwa Allah telah memutuskan tentang kesembuhanku?, Telah datang kepadaku dua orang,  satu di antaranya duduk dekat kepalaku dan yang satu lagi duduk di dekat kakiku. Yang satu bertanya kepada yang lainnya, ”Sakit apa orang ini?”. Yang lain menjawab, ”Kena sihir”. Yang satu bertanya lagi, ”Siapa yang menyihirnya?”. Yang lain menjawab, ”Labid bin Al A’sham.”Yang satu bertanya lagi.”Dengan cara apa?”. Dijawab, ”Dengan cara melalui sisir,  rambut yang rontok saat disisir dan putik kembang kurma jantan”. Yang satu lagi, ”Sekarang sihir itu diletakkan dimana?”. Yang lain menjawab, ”Di sumur Dzarwan”.  Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pergi mendatangi tempat tersebut kemudian kembali dan berkata kepada ‘Aisyah setelah kembali, ”Putik kurmannya bagaikan kepala-kepala syetan. ”Aku bertanya, ”Apakah telah baginda keluarkan’. Beliau berkata:”Tidak,  karena Allah telah menyembuhkan aku.  Namun aku khawatir bekasnya itu dapat mempengaruhi manusia maka sumur itu aku urug (timbun).

Penjelasan Hadits
Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa setelah perjanjian Hudaibiyah ada seorang laki-laki yang bernama Labid bin al-A’sham telah menyihir Rasulullah SAW. Ia memasang sihir atau sesuatu yang biasa digunakan untuk menyisir rambut. Kemudian ia mengikatnya dengan tali dan meludahinya, kemudian ia memasukkannya ke dalam sumur. Riwayat-riwayat itu menceritakan bahwa Rasulullah SAW berada dalam pengaruh sihir ini selama beberapa hari. Beliau selalu dibayang-bayangi oleh kesedihan,  kesusahan dan kegelisahan. Beliau selalu memperbanyak doa disebabkan kegalauan jiwa.
Riwayat-riwayat itu menceritakan bahwa Labid bin al-A’sham yang melepaskan serangan-serangan itu sehingga tiba-tiba Rasulullah SAW berada dalam keadaan lemah yakni mengalami lupa berat. Sampai-sampai beliau mengira telah melakukan sesuatu padahal tidak. Setahu beliau menganggap beliau sedang mendatangi isteri-isteri beliau padahal sebenarnya tidak. Sesungguhnya kebiasaan beliau yaitu mendatangi isteri-isteri beliau satu persatu pada setiap sore untuk mengecek keadaan-keadaan mereka, hingga beliau sampai di rumah isteri yang memperoleh giliran untuk beliau bermalam. Ketika mencapai puncaknya, Allah SWT. mengemukakan kepada beliau dengan perantaraan mimpi yang benar mengenai perbuatan yang keji ini (sihir)
Akan tetapi harus diketahaui bahwa sihir tak jauh berbeda dengan penyakit. Sebagaimana penyakit dan sihir dapat menimpa seorang manusia, begitu pula seorang Nabi, betapun mulia kedudukannya dapat tertimpa penyakit dan sihir,  karena setiap Nabi juga memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Perbedaannya adalah penyakit dan sihir yang menimpa Nabi adalah penyakit dan sihir yang tidak menghambat tugasnya dalam menyampaikan Risalah Tuhannya.
Dan  sihir yang menimpah Nabi SAW hanya berdampak pada jasmani saja dan tidak sampai mempengaruhi akal. Nabi SAW masih sadar dengan apa yang beliau ucapkan. Sehingga hal tersebut tidak mengganggu tugas beliau sebagai penyampai Risalah.

Hukum Hadits Dari Segi Sanad
Dari rantaian sanad yang telah dipaparkan dalam teks hadits,   penilaian jarh wa at-ta’dil para perawi,   yaitu:
Ø  ‘Aisyah bint Abu Bakar                     
menurut Ibn Hajar                               : Sahabat”Tsiqoh”
Menurut Ibn Hatim                             : Tsiqoh
Ø  ‘Urwah ibn Zubair ibn al-‘Awam      
menurut Ibn Hajar                               : Tsiqoh
menurut muhammad ibn sa’ad            : Tsiqoh
Ø  Hisyam ibn ‘Urwah ibn Zubair          
menurut Ibn Hajar                               : Tsiqoh faqih
menurut Ya’qub ibn Syaibah              : Tsiqoh tsabat
Ø  ‘Isa ibn Yunus ibn Abi Ishaq as-Sabi’i
menurut Ibn Hajar                               : Tsiqoh Ma’mun
menurut hambal ibn Ishaq                   : Tsiqoh
Ø  Ibrahim Ibn Musa ibn Yazid ibn Zadan
menurut Ibn Hajar                               : Tsiqoh Hafidz
menurut imam Nasa’i                          : Tsiqoh
Apabila melihat jarh wa at-ta’dil para perawi, maka dapat disimpulkan bahwa hadits tersebut jika dinilai dari segi sanad, yaitu: Shahih. 

 
Hukum Hadits Dari Segi Matan Beserta Kontradiksinya
1.      Kelompok pro
Sebagian kelompok mengatakan ada 2 sisi yang yang harus diperhatikan dalam hadits ini.
Pertama: harus diketahui bahwa sihir yang mengenai Rasulullah SAW tidak ada pengaruhnya terhadap otak dan pikiran Rasulullah SAW, tetapi hanya mengenai badan saja, karena beliau hanya terbayang bisa menggauli istrinya,  tetapi kenyataannya tidak bisa. Ini menunjukkan bahwa sihir tersebut hanya berpengaruh pada kekuatan seks Rasulullah SAW, dan tidak berpengaruh kepada otak atau pikiran beliau. Keadaan seperti ini sama dengan keadaan orang yang terkena sakit demam, pilek, masuk angin atau penyakit-penyakit lainnya. Berkata Ibrahim al-Baijuri dalam” Tuhfatul Murid Syarah Jauhar Tauhid” hal 153: ”Bahwa para Rasul boleh bagi mereka makan, bersenggama, dan seluruh kekurangan yang menimpa seluruh manusia yang –notabenenya– tidak mengurangi martabat mereka sebagai Nabi,  seperti sakit dan pingsan. Al Balqini dan Abu Hamid telah menulis hal ini secara ringkas, bahwasanya Rasulullah SAW pernah pingsan ketika sakit pada hari kematiannya, sebagaimana yang tersebut dalam hadist shahih. Adapun sakit yang menyebabkan berkuranganya martabat kenabian, seperti gila, baik sebentar maupun lama, begitu juga; kusta, lepra,b uta, dan hal-hal lain yang orang lain akan menjauhinya jika tertimpa penyakit tersebut.”
Kedua : Allah menjaga Nabi Muhammad yang tertera dalam surah al-Maidah: 67
Description: http://cintaallah.org/wp-content/uploads/2011/08/almaidahpotongan.jpg
Allah lah yang akan menjaga kamu (Muhammad) dari manusia…(QS Al-Maidah Ayat 67 )
Maksudnya yaitu bahwa Allah SWT akan menjaga Rasulullah SAW dari manusia yang ingin membunuhnya. Dan ayat di atas tidaklah bersifat umum,  karena sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Rasulullah SAW pernah mengalami luka-luka pada perang Uhud,  bahkan salah satu giginya rontok akibat serangan dari orang-orang kafir.
Ibnu al-Qayyim Rahimahullah ketika menjelaskan kedudukan hadits tersebut,  ia mengatakan:
“Hadits ini Tsabit (Shahih) menurut para ahli ilmu dalam bidang hadits,  mereka telah menerimanya dan tidak berselisih tentang keshahihannya. walaupun banyak kalangan ahli kalam dan selainnya yang membantahnya, mengingkari dengan keras bahkan menganggapnya dusta, sebagian mereka ada yang menulis karangan khusus tentang hal ini dan menuduh Hisyam (bin Urwah) sebagai penyebab (lemahnya). Dan yang maksimal (cercaan terhadap Hisyam bahwa mereka) menuduh Hisyam telah keliru dan tersamarkan hadits ini atasnya,  padahal sedikitpun dirinya tidak demikian. Lalu (mereka) berkata: ”Karena Nabi SAW tidak mungkin terkena sihir, sebab hal itu akan membenarkan perkataan kaum kuffar:
Tidaklah Kalian mengiktui kecuali seorang yang tersihir” (Q.S Al Furqon :8)
Mereka juga mengatakan: ”para Nabi tidak mungkin di sihir,  sebab yang demikian itu meniadakan pemeliharaan Allah SWT terhadapnya dan menjaganya dari para Syaitan”.
Semua yang mereka katakan tersebut tertolak menurut ahli ilmu. Sesungguhnya Hisyam termasuk perawi yang paling tsiqah dan berilmu, tidak seorangpun dari kalangan Imam mencela-nya yang mengakibatkan tertolaknya hadits (yang diriwayatkannya). Telah diriwayatkan pula dari selain Hisyam Radhiallahuanhu dari ‘Aisyah radhiallahuanha dan telah sepakat pemilik dua shahih (Bukhari dan Muslim) dalam menshahihkan hadits ini tidak seorangpun dari kalangan ahli hadits dan fiqih yang menolaknya. Kisah ini Masyhur bagi ahli tafsir, sunan, hadits, sejarah dan fuqaha’. Mereka lebih alim tentang keadaan Rasulullah SAW dan kesahariannya daripada ahli kalam . (at-Tafsir al Qayyim :5/406-407)
Selain itu, hadits Nabi disihir  juga merupakan asbab an-Nuzul surah al-Falaq dan an-Nas.
“Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah pernah mengalami sakit parah. Maka datanglah kepada beliau dua malaikat,  yang satu duduk di sebelah kepala beliau dan yang sebelah lagi duduk di sebelah kaki beliau. Berkatalah malaikat yang duduk di sebelah kaki beliau: “Apa yang engkau lihat?” ia menjawab: “beliau terkena guna-guna”. Dia bertanya lagi: “Apa guna-guna itu?” ia menjawab: “guna-guna itu sihir!” Dia bertanya lagi: “Siapa yang membuat sihirnya?” ia menjawab: “Labid ibn al-‘Asham,  yang sihirnya berupa gulungan yang disimpan didalam sumur keluarga si anu dibawah batu besar. Datanglah kesumur itu, timbalah airnya dan angkat batunya, kemudian ambilah gulungannya dan bakarlah.” Pada pagi harinya Rassulullah mengutus Ammar ibn Yasir dan kawan-kawannya. Setibanya di sumur itu, tampaklah airnya merah seperti air pacar. Air itu ditimbanya dan diangkat batunya serta dikeluarkan gulungnnya kemudian dibakar. Ternyata di dalam gulungan itu ada tali yang terdiri sebelas simpul. Kedua surah ini (al-Falaq dan an-Nas) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut. Setiap kali membacakan satu ayat,  maka terbukalah simpulnya.
2.      Kelompok kontra
Seandainya kita menerima riwayat tersebut secara leterlek, pasti akan tampak bagi kita bahwa sosok Rasulullah SAW yang penuh berkat itu sangat lemah derajatnya sehingga memungkinkan orang-orang untuk mengatakan bahwa setiap orang jahat yang memusuhi beliau bisa menguasai beliau s.a.w. dan mengatur-atur beliau sekehendak hatinya melalui perantaraan sihir. Buktinya,  musuh-musuh yang memiliki kekuatan mampu menguasai hati beliau yang suci dan kecerdasan beliau yang cemerlang dengan cara menenung dan menyihir beliau sehingga  Nabi SAW tidak berdaya dan hilang akal di hadapan sihir-sihir mereka.
Adapun Rasulullah SAW adalah insan yang berhati suci yang memperlihatkan kebesaran Allah Ta’ala. Beliau memiliki derajat yang sangat kuat sehingga beliau mampu memikul firman (Allah) yang maha berat. Dan itulah amanat yang tidak sanggup dipikul oleh langit dan bumi. Ketawakalan dan ketauhidan beliau melampaui derajat yang sangat tinggi.
‘Allaamah Az-Zurqoni dalam syarahnya menukil perkataan Imam Ar-Razi demikian: ”Pengaruh sihir tidak akan ada kecuali bagi orang-orang fasiq. Oleh karena itu, berprasangka bahwa Rasulullah SAW telah tertimpa sihir adalah ocehan yang tertolak dan tidak masuk akal serta ditolak oleh akal sehat. Adapun memohon bantuan syaithan untuk menentang seorang Rasul pun merupakan perkara yang tertolak dan tidak bisa diterima. Apalagi sosok Rasulullah SAW yang telah mengalahkan kekuatan syaithan melalui mukjizat belau sehingga syaithan yang ada pada beliau telah menjadi muslim.
Tidak diragukan bahwa Rasulullah SAW adalah Rasul terbaik. Dan tidak akan ada seorangpun yang mampu menghancurkan kekuatan thaghut seperti yang dilakukan kepada Rasulullah SAW jadi tidak pantas serta tidak layak bahkan tidak benar kalau ada yang mengatakan bahwa beliau suatu hari pernah terkena hantaman sihir syaithan yang didatangkan oleh orang Yahudi yang hina itu. Tidak mungkin seorang makhluk Allah yang termulia terpengaruh oleh pekerjaan kotor ini. Cerita-cerita ini tidak lain melainkan pikiran-pikiran kotor yang bertentangan dengan akal manusia. 

Dari ketangan di atas dapat penulis simpulkan bahwa hadits yang diriwayatkan dari ummul mu’min Sayyidina Aisyah ini dari segi sanad perawinya shahih, sedangkan dari segi matannya juga terbilang shahih, dikarenakan Nabi  Muhammad saw adalah seorang manusia biasa yang bisa terkena sihir, dan yang dimaksud sihir disini adalah sebuah penyakit jasmani yang layak dialami oleh semua insan, sehingga tidak ada indikasi terhambatnya risalah Rasul saw. akan tetapi banyak juga pendapat yang menyatakan bahwa matan dari hadits ini berstatus “Dhaif”.  

"Di Kesunyian Malam", 21 Agustus 2012



4 komentar:

  1. makanya jngan asal tuduh.. dikit2 kena santet/sihir..klo Allah gk ngijinin biarpun d santet 1000x ya gk bakal mempan..

    BalasHapus
  2. Uraiannya panjang, tapi kesimpulannya: rasulluloh pun bisa kena santet, shalawat dan salam smg tercurah kpd nya

    BalasHapus
  3. Sebelum berkomentar, hati kita harus dipastikan bahwa prndapat kita pasti benar,sehingga kita bisa membela baginda nabi dengan arogan

    BalasHapus
  4. Emperor Casino: $200 Bonus, 400 Free Spins!
    The Emperor Casino gives players a $200 no deposit bonus カジノ シークレット as part of a 200% deposit match up to 제왕카지노 $600 with the first deposit. matchpoint This bonus can be used for

    BalasHapus